Pendahuluan
Sufi adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa berupaya dengan sungguh-sungguh membersihkan dan mensucikan dirinya baik secara maknawi maupun secara hissi dari perbuatan keji, kotor, dan tercela. Mereka sadar bahwa hanya hamba-hamba yang suci lahir dan batinnya yang dapat dekat dengan sedekat-dekatnya kepada Yang Maha Suci, bahkan dapat menyatu dalam perasaan dengan-Nya
[1]
Perbuatan dan sifat keji, kotor, dan tercela yang dimaksudkan itu adalah iri hati, dengki, takabur, ujub, kikir, riya, gibah, marah, bermuka dua, dusta, dan sejenisnya
[2] Kesemuanya ini harus ditinggalkan dan dijauhi. Kemudian memilih sifat-sifat dan perbuatan sebaliknya, yaitu sifat-sifat dan perbuatan yang terpuji.
Jika semua sifat dan perbuatan madzmûmah (tercela) ditinggalkan kemudian semua sifat dan perbuatan mahmûdah (terpuji) dilaksanakan, maka seorang hamba mutlak disenangi oleh Allah, dekat dengan-Nya dan senantiasa mendapat keberkahan-Nya.
Syekh Yusuf al-Makassari merupakan salah seorang sufi di Indonesia yang diilhami dan diberi kecenderungan memiliki dan menempuh jalan hidup sufi, di mana tujuan utamanya tersimpul pada tiga komponen, yaitu: al-taqarrub ila Allâh, senantiasa membersihkan jiwanya dari perbuatan-perbuatan yang madzmûmah, dan senantiasa berupaya mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Riwayat Hidup Syekh Yusuf al-Makassari