Sadda, mappabati Ada, Ada mappabati Gau, Gau mappabati Tau, Tau sipakatau Mappaddupa Nasaba Engkai Siri’ta nennia Pessee ta, Nassibawai Wawang ati mapaccing, lempu, getteng, warani, reso, amaccangeng, tenricau, maradeka nennia assimellereng Makkatenni Masse ri Panngaderengn na Mappasanre ri elo ullena Alla Taala. artinya: Bunyi mewujudkan kata,...Kata mewujudkan Perbuatan,Perbuatan Mewujudkan Manusia,Manusia Memanusiakan Manusia, Membuktikan di Dunia Realiti kerana Kita Memiliki perasaan malu dan teladan ( pengaruh) disertai dengan Kesucian hati, kejujuran, keteguhan, keberanian, kegigihan dan ketekunan, kecerdasan minda,daya saing yang tinggi, kemerdekaan, Berpegang teguh pada adat dan tradisi serta bertawakal kepada Kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa.

Kata Bijak Pak Mario

Sabtu, 19 Februari 2011

Surga milik Siapa

Membaca berbagai kiriman pesan yang saya terima di Handphone dan FB membuat hati saya sangat sedih dan tak karuan. Gemas sekali rasanya ingin berteriak sekeras-kerasnya, “Stop radikalisme! berhentilah dihasut dan dipermainkan oleh mereka yg haus kekuasaan, dan bermain politik agama! Ujung-ujungnya duit, kok!” Saya lakukan juga, meski hanya di Facebook.

Saya sudah menulis beberapa hari yang lalu tentang radikalisme ini, mempertanyakan sampai kapan radikalisme itu berlangsung, mengingat bahwa banyak sekali yang memang terpancing atas peristiwa pembakaran Al Quran di Amerika Serikat dan juga kemudian kasus di Gereja HKBP Bekasi. Sungguh sangat menyedihkan karena menurut saya, ini semua hanyalah sebuah permainan politik yang mempergunakan radikalisme sekaligus menggunakan peristiwa dan kesempatan hanya untuk mendapatkan kekuasaan politik, wilayah, ekonomi, dan juga perdagangan. Bukan lagi sebuah barang baru karena sudah terjadi sejak zaman dulu dengan pola yang sama dan tidak berubah. Hanya kemasannya saja yang dibuat berbeda.

Sayangnya ini tidak juga mau disadari oleh semua sehingga permainan ini terus saja dilanjutkan dan terus saja berlanjut. Radikalisme itu sendiri yang menyebabkan sampai kemudian harus ada permainan ini. Banyak sekali orang-orang “pintar” yang mampu melihat celah dan kesempatan untuk memanfaatkannya. Soalnya, agama dan keyakinan memang sangat sensitif sekali. Mudah sekali membuai dan menghanyutkan apalagi bila kemudian tidak dipahami dan dimengerti dengan baik. Untuk mau mengakui bahwa memang tidak paham dan tidak mengerti saja pun sulit, apalagi kebanyakan dari kita menganut agama dan keyakinan berdasarkan keluarga dan turunan. Sepertinya sudah otomatis saja, dan kemudian jadi cenderung meremehkan dan menyepelekannya. Merasa sudah sangat tahu sekali karena dari kecil sudah menganut dan meyakininya.

Sekarang kita lihat saja dengan kasus HKBP dan juga penyerahan anggota Front Pembela Islam. Bagi saya, ini sangat aneh sekali. FPI yang biasanya keras kenapa tiba-tiba dengan mudahnya menyerahkan diri?! Lalu, ada apa hubungannya dengan HKBP yang dulu menjadi salah satu pendukung Presiden SBY?! Apa yang terjadi di balik sana?! Apakah ada negosiasi yang terjadi?! Tidak mungkin peristiwa itu hanya kriminal biasa saja. Rasanya terlalu mudah untuk mau mengelabui, tapi entah juga, mungkin memang masih banyak yang mudah dan mau untuk dikelabui.

Tidak perlulah kita membahas apa yang sebenarnya terjadi, saya juga tidak tahu apa yang terjadi. Semua itu, kan, hanya perkiraan dan praduga saja. Belajar dari peristiwa yang biasanya terjadi, konspirasi itu selalu ada. Malah peristiwa bisa diduga akan terjadi beberapa waktu sebelumnya bila dicermati dengan baik. Begitu juga atas peristiwa yang sudah terjadi, sudah bisa diperkirakan apa yang akan terjadi kemudian. Bukan karena dukun atau hasil cenayang, tetapi semua itu bisa dilihat dari berbagai gejala dan tindak-tanduk serta perilaku.

Yang paling seru sebenarnya justru memperhatikan yang dimainkan, bukan yang memainkannya. Lucunya, heboh dan sibuk sendiri, tanpa sadar ataupun mau mengakui telah dipermainkan. Merasa telah menjadi pahlawan dan berjasa sekali. Yang paling hebat lagi, merasa paling benar dan paling baik serta paling menguasai surga. Sudah seperti betulan saja akan masuk surga. Memangnya siapa, sih, yang menentukannya?! Mau hitung-hitungan juga dengan pemilik Surga?! Yang benar saja!!! Pantaslah kalau Tuhan dan agama itu diperjualbelikan dan diperdagangkan dengan begitu mudahnya.

Sudah bukan barang baru juga bila semua ini diperjualbelikan. Buktinya, banyak, kan, yang memang meraup harta dan kekayaan dengan menjualnya?! Banyak pula tempat untuk melampiaskan hasrat dan nafsu birahinya. Ya, namanya juga orang berdagang, ya?! Di mana ada pembeli pasti ada penjual. Harga pun bisa disesuaikan. Mau yang seperti apa juga bisa, kok! Semua tergantung pesanan dan kemampuan untuk membayarnya saja. Tinggal diatur saja. Penampilan dan tampak luar, kan, semua bisa dibuat. Mudah soalnya menipu dengan penampilan. Isi hati dan kepala siapa yang tahu?! Capek, deh!!! Memang pejuang pembual yang menjual bualan nggak ada matinya!!! Membual saja terus, ya?! Teruslah juga beli bualan mereka!!! Hancurkan sajalah langsung bangsa dan Negara kita ini!!! Perlahan lebih menyakitkan rasanya!!!`

Jangan heran dan marah atau protes bila sekarang ini banyak yang memilih untuk tidak memiliki agama. Banyak sudah yang jenuh, capek, bosan, dan marah dengan keadaan sekarang ini. Agama yang seharusnya memberikan kedamaian dan ketentraman serta kebahagiaan malah menimbulkan perang, penderitaan, susah, dan bahkan kehancuran. Untuk apa memiliki agama jika memang demikian fakta dan kenyataannya?! Begitulah kira-kira pemikiran mereka. Siapa yang menjadi biang keladinya?! Siapa, tuh, yang sudah membuatnya menjadi demikian?! Pejuang kebenaran apa pejuang pembual pembenaran yang menjual kebenaran?! Kenapa mereka diprotes bila yang salah diri sendiri juga?!

Tidak beragama belum tentu tidak ber-Tuhan. Mereka meyakini adanya Tuhan dan percaya bahwa Tuhan itu ada. Hubungan antara manusia dengan Tuhan sifatnya horizontal dan agama adalah jalan serta petunjuk yang diberikan olehnya. Bila mampu menemukan jalan sendiri, kenapa tidak?! Apakah dengan tidak beragama lalu bisa dikatakan tidak beriman?! Apakah dengan tidak beragama berarti tidak lebih baik dari yang beragama?! Bagaimana dengan yang beragama tetapi telah berbuat kejam, kasar, dan jahat kepada yang lainnya?! Apakah dengan tidak beragama berarti tidak bisa masuk surga?! Apakah mereka yang beragama tetapi telah berbuat kejam, kasar, dan menghancurkan itu tetap masuk surga?! Apakah surga dan neraka itu sebenarnya?! Siapakah yang paling berhak menentukannya?!

Sungguh pedih menyaksikan semua ini. Manusia yang seringkali mengumbar bahwa nilai dari-Nya adalah yang paling utama tetapi masih saja mendewakan dan mengagungkan nilai dari manusia lainnya. Alasannya lagi-lagi moral, etika, dan norma yang berlaku di masyarakat. Apa benar itu semua?! Jangan-jangan hanya trend saja atau memang hanya ingin mendapatkan kepuasan pribadi semata?! Siapa, sih, yang ingin dibilang jelek dan tak baik di mata orang lain?! Meski sebenarnya pun berbuat benar, tetapi karena takut dan berbeda dengan yang lainnya, jadilah kemudian berbohong pada diri sendiri dan juga lainnya. Apa ini bisa dikatakan baik dan benar?! Yakin tidak merusak diri dan juga lainnya?!

Sudah waktunya kita kembalikan lagi kebenaran itu kepada tempatnya. Hentikanlah semua pembenaran yang ada sekarang ini. Cobalah untuk melihat segala sesuatunya dengan lebih luas dan juga lebih dalam. Pelajari dan pahami serta mengertilah segala sesuatunya dengan baik. Jangan hanya asal baca dan bicara saja. Benar-benarlah baca, pahami, dan mengertilah. Jangan juga asal berucap. Malulah pada kebenaran itu sendiri. Kita sudah diberikan rahmat dan anugerah yang sedemikian luar biasanya oleh Dia, kenapa kita juga yang harus menghancurkannya?! Bukankah semua yang Dia berikan itu untuk kebahagiaan kita semua?!

Tidak mudah memang untuk menghentikan rasa dendam, marah, dan rasa takut. Tidak mudah juga untuk bisa menjadi benar-benar yakin dan percaya. Lebih mudah untuk memupuk rasa dendam, marah, dan ketakutan itu untuk kemudian menjadi liar, brutal, dan tak mampu lagi dikendalikan. Memang sulit untuk mengendalikan diri. Siapa yang bilang mudah?! Untuk menjadi yakin dan percaya itu juga sebaiknya coba kita introspeksi diri lagi. Jika memang yakin dan percaya, kenapa harus tidak percaya diri, takut dan juga merasa terancam?! Bukankah di dalam semua ajaran agama kita diminta untuk yakin dan percaya kepada-Nya?! Kenapa, dong, tidak yakin juga?!

Berdebat panjang soal agama, kebenaran, dan keyakinan tidak akan pernah ada habisnya. Masing-masing memang memiliki keyakinan sendiri-sendiri namun hendaknya kita juga mau saling hormat dan saling menghargai. Semua itu adalah pilhan dan pilihan itu sendiri adalah anugerah yang paling luar biasa dari-Nya. Bayangkan saja, manusia itu menjadi makhluk ciptaan-Nya yang paling tinggi kodratnya sehingga mampu untuk berpikir dan juga merasakan. Semua itu bila digunakan dengan baik, tentunya pilihan semakin besar, lebar, dan banyak. Tidak terpaku hanya yang kita lihat atau kita dengar saja. Segala sesuatunya itu selalu ada sisi lainnya, kenapa sedemikian sulitnya untuk mau melihat sisi yang lainnya bila tahu dan sadar memiliki hati dan juga otak untuk merasakan dan berpikir?!

Apa, sih, kita ini?! Siapa, sih, kita?! Apakah ada di antara kita yang memang “paling”?! Tidak ada!!! Yang berbeda memang adalah pilihan dan juga “posisi”-nya saja. Posisi yang saya maksudkan adalah tempatnya di dalam masyarakat. Ini tidak bisa dipungkiri karena masing-masing memiliki peranannya sendiri-sendiri. Tidak semua manusia terlahir menjadi kaya, tidak semua manusia terlahir menjadi idola dan pemimpin bukan?! Ini bukan masalah perbedaan manusia, manusia tetap sama saja di mata Tuhan. Hanya “posisi”-nya saja yang berbeda dan itu adalah bagian dari takdir serta jalan yang diberikan oleh-Nya. Siapa yang bisa menolak?!

Jika saja pilihan itu memang dipilih bukan hanya untuk kepentingan pribadi ataupun golongan saja, jika juga semua tahu bagaimana menempatkan dan menggunakan posisinya untuk kepentingan bersama, tentunya hidup kita semua menjadi lebih indah dan nyaman. Tidak perlulah ada perang atau perpecahan. Tujuannya sudah jelas, hanya satu! Meraih kebahagiaan untuk diri sendiri dan juga untuk semua. Kebahagiaan yang senantiasa abadi tentunya.

Yuk, kita sama-sama introspeksi diri. Semua mimpi dan keinginan kita itu masih memiliki harapan, kok!!! Keadaan memang sudah sangat gawat tetapi jangan putus asa!!! Mari kita sama-sama hentikan radikalisme dan mencoba untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi untuk semua. Jangan maulah dipermainkan oleh manusia lainnya. Jangan juga gelap dengan nilai manusiawi dan nilai duniawi.

Gunakanlah kesempatan kita yang hanya sebentar ini di dunia untuk bisa memberikan sesuatu yang benar-benar berarti dan bermanfaat bagi kehidupan kita kini dan juga nanti. Yakin dan mantapkanlah hati hanya kepada-Nya. Penuhi diri dengan cinta-Nya dan berikanlah cinta-Nya untuk semua. Hormatilah dan hargailah semua rahmat dan anugerah yang telah diberikan oleh-Nya. Jadikanlah kebenaran itu memang kebenaran. Baca dan ucapkanlah dengan mata, mulut, dan hati. Surga itu milik siapa, sih?! Toh, ujung-ujungnya buat diri kita sendiri juga, kan?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rezky Restu Sakti

Rezky Restu Sakti
Anakku Buana Atikku, Abbonga bongaki ri pangkaukeng madecengnge, aja'na rilaleng makkijae. Attongeng tongekki ridecengnge aja'na ripangkaukeng masalae Engkaki mancaji tau masagena mabbere makkuatopa mattarima, aja' taperrisiwi asagenangetta. Malappa atuongetta, mapaccing atitta Riyissengngi ri esso wennie, riyisseng toi riyasengnge sifa'' adele'e. Tau iyye missengngi pura mannessani Naisseng Tepu madecengngi sininna sewwa''e iyye purae irencana, makkotopa eganna tepu madeceng sewwa'' iyya de'e lairencana. Sininnaro pura natoro madeceng Puang sewwae Sewwa'' iyye purae irencana de'e nasilennereng, makkotopa sewwa'' de'e narirencana silennereng, sabbarakengngi. Jancinna puangnge tania belle'' Iyya tau madecengnge, manyamengngi, amangngi, nenniya salamai ajokkangenna Sewwa'' elo'e ipaddibola riyanu teppeddingngenatarima akkaleng, papole madecengngi nasibawai tongeng''. Sewwa'' de'e nairita pura mannessa engkai poleakki agi'' purae napparentang puang Allah ta'ala riyalena Amalakki amala biasa'' bawang, ko engkaki masagena napaulle Appuasaki iyyana parellue Paccoba, paccallang, sibawa pammase: iyamanennaro pura nataro madeceng puangnge, sarekkuammengngi engka perubahan atuongeng lino. Engka maneng paggangkanna, namoni riyaseng sipuppureng lino Tafegau'i sewwa'' weddingnge rifigau', tafaddiyolo matoi malemma'e ripahang. Iyya makessingnge riyalemu, iyyanaritu sewwa'' weddingnge mujama Aja' to talliwe' liwe' riatuongetta, adelekki riyaleta, ritau laingnge, riperasaatta nenniya pikiratta, adele tokki ripangkauketta. Aja' tasolangi aleta, aja'to tasolangi tau laingnge. Engkaki rilaleng amaikengnge

Lencana photo Facebook

THANKS TELAH MAU COMMENT DI BLOG SAYA