Dalam ajaran Islam, pandangan tentang Tuhan, Alam, dan Manusia memunyai keterkaitan yang sangat erat. Seorang Muslim menyakini, Allah lah pencipta alam semesta dan mengaturnya dengan keseimbangan. Keyakinan itu menciptakan kesadaran bahwa alam semesta merupakan sarana memahami keberadaan dan kebesaran Allah.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera-bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan [suburkan] bumi sesudah mati [kering]-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; [pada semua itu] sungguh terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berakal." [QS al-Baqarah [2]: 164]. Sedangkan manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di bumi, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi." [QS al-Baqarah [2]: 30].
Khalifah diartikan sebagai 'yang menggantikan' atau 'yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya'. Namun khalifah tak dipahami bahwa Allah tak mampu sehingga Dia perlu menjadikan manusia sebagai penggantinya, juga bukan menjadikan manusia berkedudukan sebagai Tuhan di muka bumi. Khalifah menunjukkan arti bahwa manusia diciptakan untuk mengemban amanah, yaitu sebagai 'yang menggantikan' Allah, Tuhan Pemelihara alam semesta [Rabb al-'âlamî]. Tugas manusia adalah memelihara alam semesta, sebagaimana yang diamanahkan [sesuai dengan rencana] Allah. Karena itu hubungan antara manusia dan alam bukan dalam konteks menundukkan dan ditundukkan, tapi memelihara dan dipelihara.
Mengartikan khalifah dengan pemahaman seperti itu akan jauh dari pandangan bahwa manusia adalah penguasa alam, yang punya hak eksploitasi tanpa batas dan tanpa berpikir untuk melestarikannya.
Memang benar, Allah menciptakan segala yang ada di bumi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun perlu disadari juga bahwa manusia yang dimaksud tak hanya manusia yang hidup pada zaman kita sekarang ini, anak-cucu kita yang hidup di masa yang akan datang pun juga manusia. Maka dari itu, sebagai khalifah-Nya, manusia memunyai kewajiban untuk memastikan bahwa apa yang ada di bumi juga bisa dinikmati seluruh manusia, baik yang hidup di zaman sekarang maupun di masa yang akan datang.
Kata Bijak Pak Mario
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar