Suku Bugis adalah salah satu suku yang ada di Indonesia, meskipun keturunan suku ini tersebar di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri, tetapi pada dasarnya suku Bugis berasal dari Sulawesi Selatan atau biasa dikenal dengan nama Ujung Pandang/ Makassar.
Saya juga adalah seorang Gadis keturunan Bugis. Sebagai perempuan, kita harus pandai melihat diri. Jadilah perempuan Bugis yang materru' (berani) dan malampe' nawa nawa (bijaksana dan cerdas) agar kita pantas untuk seorang lelaki Bugis yang berkarakter joa (pemimpin) dan memiliki prinsip alempureng (kejujuran) dan assitanajangeng (kepantasan).
Bagi orang Bugis, pernikahan adalah sebuah arena untuk menampilkan identitas sosial dan melestarikan garis silsilah serta posisi di tengah masyarakat. Memang, kita bisa mengatakan bahwa ini adalah warisan sistem feodal pada masa silam, namun jejak-jejaknya masih bisa ditemukan pada masa kini, khususnya pada momentum pernikahan.
Jika anda hendak menikahi perempuan berdarah bangsawan (yang ditandai gelar Andi di depan namanya), maka perkirakan sendiri berapa biaya yang hendak disiapkan. Semakin mahal biaya pernikahan, maka semakin tinggi pula citra diri yang dipancarkan seseorang di masyarakat.
Demi pernikahan mahal itu, seorang pria akan mengeluarkan segala daya dan sumberdaya yang dimilikinya demi mempertegas status sosialnya. Mahar tidak hanya gelar ,takaran ,simbolis mahar yang di diberikan kepada orang tua mempelai wanita juga ditentukan mengikuti garis keturunan ,takaran simbolis ini ,disebut harga kedudukan (sompa bug) ,selalu dibayarkan menurut jumlah kententuan adat ,dan sompa yang diterima perempuan tidak boleh lebih rendah yang diterima ibunya jika garis keturunan ayahnya lebih tinggi dari garis keturunan ibunya.
Suku Bugis mempunyai filosofi hidup yang cukup banyak, salah satunya adalah “Reso” yang artinya kerja keras. Jadi, seharusnya perhelatan yang mahal tersebut menjadi motivasi untuk bekerja keras sehingga apa yang diinginkan (perempuan yang dicintai) bisa didapatkan. banyak yang terjadi “Cintaku tertahan di Mahar”. Pasalnya, mahar yang berlaku secara umum pada suku Bugis ini tidak tanggung-tanggung. Perempuan yang sudah lulus S1, biasanya dihargai 50juta, S2 75 juta, S3 bisa sampai 100juta, belum lagi yang sudah pernah ke tanah suci atau sudah hajja. Harga-harga tinggi ini masih sangat kental berlaku dikalangan pejabat-pejabat. Adapun untuk masyarakat biasa non pejabat biasanya ada negosiasi harga antara keduabelah pihak. Jadi tidak se“besar” yang dibayangkan.
Walaupun banyak pendapat yang mengatakan gadis Bugis-Makassar nantinya banyak yang akan menjadi perawan tua jika budaya itu tetap diberlakukan. Namun, ketika makna dari budaya ini dipahami aku yakin budaya cerai-nikah yang sekarang menjamur akan mulai terkikis.
budaya mahar gadis Bugis-Makassar yang mahal ternyata memiliki makna. Itu bukan berarti bahwa gadis Bugis-Makassar dijadikan sebuah barang yang diperjual belikan dengan uang. Akan tetapi, dengan adanya mahar yang besar akan membuat si calon suami betul-betul memikirkan sematang-matang mungkin untuk menikah dan ketika telah menikah tak ada kata pisah atau cerai karena meminang gadis bugis-makassar butuh pengorbanan yang banyak. Akan sangat merasa rugi ketika akan dilepas begitu saja.
Lewat tulisan ini saya akan membahas keistimewaan wanita bugis. keistimewaan itu antara lain:
wanita bugis terkenal akan kesetiaannya kepada pasangannya hal ini bisa dilihat dari rendahnya angka perceraian yg terjadi di sulawesi selatan, selain itu sejaak dahulu orang bugis sul-sel terkenal sebagai pelaut ulung meskipun mereka melaut beberapa bulan hingga tahunan namun istrinya tetap setia menunggu kedatangan suaminya.
wanita bugis sabar , ketika anda sudah menikahi wanita bugis maka dia akan mengikuti suami kemana pergi dan rela tinggal dimana saja asalkan bersama sang suami.
wanita bugis, penyayang sama mertuanya ketika anda sudah menikahi wanita bugis maka selain dia akan mencintai anda dia juga akan menyangi mertuanya dan akan merwat mertuanya sebai-baiknya seperti merawat orang tua sendiri.
wanita bugis kalau dilamar memerlukan biaya yg tinggi berkisar paling rendah 15.000.000 hingga 45.000.000 rupiah.
wanita bugis mempunyai tiga keahlian yaitu :pertama ahli didapur dalam hal ini wanita bugis pintar memasak masakan untuk suami .
wanita bugis ahli membuat pasangannya senang ditempat tidur .
wanita bugis pintar mengelola keuangan keluarga.
Sebagai perempuan, kita harus pandai melihat diri. Jadilah perempuan Bugis yang materru' (berani) dan malampe' nawa nawa (bijaksana dan cerdas) agar kita pantas untuk seorang lelaki Bugis yang berkarakter joa (pemimpin) dan memiliki prinsip alempureng (kejujuran) dan assitanajangeng (kepantasan).
setelah berkaca pada kenyataan yang ada, uang hantaran tetaplah menjadi prestise hampir di setiap kalangan masyarakat Bugis - Makassar. Jumlah uang hantaran menjadi simbol bentuk upaya mempertahankan kelas sosial. Meskipun masih ada keluarga Bugis - Makassar yang tidak menilai pernikahan dari jumlah uang hantaran dan meriahnya pesta.
Pasangan yang sudah memiliki cukup alasan untuk berkomitmen menuju gerbang kedewasaan, yaitu pernikahan. Meski perasaan cinta dalam pernikahan itu tidak selalu ada dan meledak-ledak. Tetapi menjadi dewasa adalah menjalani takdir kita sebagai suami dan istri yang kelak menjadi ayah dan ibu.
Hanya saja, mereka terlahir dalam lingkungan keluarga Bugis yang masih teguh memegang tradisi sompa dan dui' menre'. Itulah ujian yang harus dilewati lelaki Bugis sebelum benar-benar menjadi dewasa. Di sisi lain, mahalnya dui' menre' adalah pembuktian kesungguhan lelaki Bugis untuk menikah.
Kembali pada budaya mahar di Sulawesi Selatan, mengapa jumlah dui' menre' terus meningkat setiap tahunnya menyaingi budaya Arab ? Entah bagaimana awalnya paragdima uang hantaran yang tinggi itu memang membudaya di masyarakat Bugis - Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar