Kata Bijak Pak Mario
Jumat, 19 Agustus 2011
Merenungan makna Ramadhan
Setengah perjalanan di ramadhan tahun ini telah kita lewati, namuan apakah kita telah benar-benar dapat memberi makna di bulan suci ini?
dan apakah kita dapat melakukan introspeksi diri untuk meningkatkan kualitas hubungan kita kepada Allah sang maha memiliki, hubungan dengan sesama dan hubungan dengan diri kita sendiri? bila kembali mengingat ramadhan masa kecil dulu, ramadhan begitu ditunggu, mulai dari motivasi untuk mendapatkan baju baru dikala lebaran tiba, berkompetisi dengan teman sekolah untuk dapat full melakukan ibadah puasa, dapat berkumpul bersama teman walau hanya untuk menunggu datangnya waktu berbuka, bahkan dapat mendengar cerita tentang kehabatan ramadhan yang diceritakan oleh guru agama dan guru madrasah. indah sekali jika mengingat kembali memory ramadhan masa kecil dulu, tidak peduli panas dan haus yang datang tak kenal waktu, tapi semuanya dijalankan dengan penuh semangat, walau sesekali masih mengeluh karena haus dan lapar : sesama teman pun tidak lupa sering berbincang mengenai pandangan tentang ramadhan, dari mulai ramadhan ini para penggoda setia umat manusia di ikat selama ramadhan sehingga kita berpikir tidak perlu takut terhadap makhluk yang telah berjanji akan selalu menggoda umat Adam/manusia, karena di ramadhan ini mereka di ikat dan tidak dapat menggoda bahkan dalam pengertian sederhana masa kecil dulu, tidak perlu takut untuk ditakuti karena mereka telah di ikat oleh Allah selama bulan ramadhan ini.
jika kembali ditelaah tentang moment masa kecil dulu tentang ramadhan, banyak hal positif yang dapat kita ambil pelajaran, dari mulai motivasi tinggi menjalankan ibadah puasa, keceriaan menyambut ramadhan, kebersamaan bersama keluarga dan teman, tempat menimba pahala dan kepecayaan bahwa Allah maha segalanya. namun, lambat laun ramadhan yang telah berlalu bahkan ramadhan tahun ini terasa hambar, ramadhan tidak ubahnya bulan-bulan lainnya pembedanya hanya di ramadhan kita tidak makan dan tidak minum hingga waktu berbuka tiba. seharusnya di usia yang semakin bertambah, pemaknaa terhadap ramadhan harus lebih matang, ramadhan yang bukan hanya diartikan menahan makan dan minum hingga waktu berbuka, tetapi juga pemaknaan kembali makna makhluk penggoda umat manusia yang diikat oleh Allah disaat kecil dulu yaitu bahwa kita juga harus menahan hawa nafsu, jadi kita sendiri juga harus mengikat hawa nafsu kita agar mendapat keberkahan di bulan ramadhan ini semoga disisa waktu ramadhan tahun ini dan semoga kita berkesampatan dapat bertemu dengan Ramahdan tahun selanjutnya, kita semua umat Islam, khususnya kepada diri saya sendiri, dapat meningkatkan kualitas keimanan kita, dapat meningkatkan kualitas diri kita, serta memaknai kembali ramadhan yang tidak sesempit bahwa kita tidak makan dan minum sampai waktu berbuaka, tetapi juga dapat mengontrol diri kita dari hawa nafsu yang berlebih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar