Sadda, mappabati Ada, Ada mappabati Gau, Gau mappabati Tau, Tau sipakatau Mappaddupa Nasaba Engkai Siri’ta nennia Pessee ta, Nassibawai Wawang ati mapaccing, lempu, getteng, warani, reso, amaccangeng, tenricau, maradeka nennia assimellereng Makkatenni Masse ri Panngaderengn na Mappasanre ri elo ullena Alla Taala. artinya: Bunyi mewujudkan kata,...Kata mewujudkan Perbuatan,Perbuatan Mewujudkan Manusia,Manusia Memanusiakan Manusia, Membuktikan di Dunia Realiti kerana Kita Memiliki perasaan malu dan teladan ( pengaruh) disertai dengan Kesucian hati, kejujuran, keteguhan, keberanian, kegigihan dan ketekunan, kecerdasan minda,daya saing yang tinggi, kemerdekaan, Berpegang teguh pada adat dan tradisi serta bertawakal kepada Kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa.

Kata Bijak Pak Mario

Senin, 22 Agustus 2011

Akibat Ke Egoan Sepihak

Perpecahan dan kehancuran sering ditimbulkan karena seseorang atau sekelompok orang tidak mampu untuk memahami kaidah-kaidah Islam dalam berselisih pendapat. Yang dimaksud di sini adalah mengenal hukum-hukum berbeda pendapat antara dua orang muslim atau lebih dan efek yang timbul di balik itu. Mana saja yang boleh diperselisihkan dan mana yang tidak. Jika ada seseorang menyelisihi, bilakah penyelisihannya itu dapat ditolerir? Bilakah kita boleh memvonisnya kafir atau fasik? Apakah vonis seperti itu boleh dijatuhkan oleh siapa saja dan kapan saja? Banyak sekali orang yang tidak mengetahui perincian masalah tersebut. Bahkan ditambah lagi akibat tidak adanya pemahaman dan pengamalan yang benar tentang adab Islam yang shohih, tidak sedikit diantara kita yang merasa yakin kita benar namun dalam upaya dakwah atau penjelasan kepada orang lain sering menggunakan istilah-istilah atau intonasi yang kotor dan “kurang pada tempatnya”. Sangat sering dari sinilah muncul perpecahan yang seharusnya tidak terjadi, bahkan menjatuhkan kemulian sebuah kebenaran dan menyebabkan kehinaan karena kelemahan orang-orang yang merasa kuat dan benar tersebut. Demikian pula jika dangkalnya pemahaman tentang kaidah-kaidah ijma’ dan jama’ah. Memahami kaidah-kaidah tersebut sangat penting sekali yang dewasa ini banyak diabaikan oleh mayoritas penuntut ilmu syar’i. Di samping mereka juga tidak memahami tujuan dan makna persatuan umat, kaidah-kaidah jama’ah, bahkan banyak di antara mereka yang tidak mengerti titik-titik rawan perpecahan dan sebab terjadinya, titik rawan fitnah dan sebab pecahnya fitnah. Mereka tidak memahami mana saja hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang tetap dan yang dapat berubah-ubah. Ciri mereka adalah jahil terhadap kaidah-kaidah umum syari’at dan hikmah-hikmah umum syari’at, seperti kaidah-kaidah yang berkaitan ‘mengambil maslahat dan menolak mafsadah’, kaidah ‘kesulitan mendatangkan kemudahan’, kaidah penetapan bilakah seseorang mendapat dispensasi, bilakah kaidah ‘darurat’ dapat diterapkan, dan bagaimana caranya menerapkan seperangkat kaidah tentang ‘darurat’, hukum-hukum pada masa fitnah, perdamaian. Mereka juga tidak mengetahui kaidah dan etika bermu’amalah terhadap orang yang beselisih pendapat dengannya, etika terhadap ulama dan penguasa. Oleh karena itu kita dapati banyak di antara mereka yang tidak dapat membedakan antara kondisi gawat dan fitnah dengan kondisi aman dan damai, akibatnya keliru dalam berkomentar dan menetapkan hukum. Ini jelas merupakan kekeliruan besar dan salah satu sebab perpecahan, yang tidak jarang menjadi titik kehancuran dari dakwah Islam secara keseluruhan di wilayah terjadinya perpecahan tersebut. Banyak orang yang berkomentar tentang sebuah fitnah adalah orang-orang yang tidak mengerti hukum seputar fitnah, dan kapan waktunya harus angkat bicara dan kapan waktunya harus diam. Kapan kita boleh mengomentari seseorang dan menjatuhkan vonis atasnya dan kapan hal itu tidak dibolehkan. Sementara ia tidak punya pengetahuan tentang kemaslahatan umat Islam yang besar. Kemaslahatan yang berlaku bagi terciptanya persatuan umat Islam. Bagaimana menyatukan persepsi dan mengadakan perdamaian. Serat keharusan menahan diri berbicara apabila dengannya api fitnah akan berkobar. Dan menjauh dari pertikaian yang tengah terjadi antara dua kelompok muslim di tengah-tengah situasi fitnah, mencegah kerusakan dan tindakan-tindakan lainnya. Sungguh banyak sekali orang yang tidak memiliki bashirah dan ilmu pengetahuan mencampuri persoalan ini. Mereka tidak mengambil petunjuk dari ucapan ahli ilmu dan tidak meminta pengarahan dari para syaikh yang ada di tengah-tengah mereka. Mereka justru berambisi agar para ulama menerima pendapat-pendapat mereka. Akan tetapi mereka sendiri tidak mau mendengar arahan para ulama. Uraian diatas tidaklah menghambat kita untuk tetap menyerukan kebenaran, untuk tetap menyerukan batasan antara Haq dan Bathil, dan untuk tetap berupaya menegakkan syariat Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan berseru untuk menghentikan kemungkaran. Namun disini selain untuk muhasabah diri, juga untuk mengajak kita semua untuk lebih memahami dan mengamalkan Islam secara keseluruhan. Karena penanaman Aqidah Islam dan Manhaj Shohih seseorang yang benar akan membuahkan tidak hanya sebatas Ilmu yang shohih namun seiring dengannya adalah Amal dan Akhlaq yang mulia, tutur kata yang indah, himbauan-himbauan yang menggunakan adab Islam (bukan mengumbar nafsu), seruan-seruan yang menyejukkan telinga (bukan melecehkan manusia lainnya), kedewasaan dan kematangan dalam berdakwah. Semuanya itu ada dalam tuntunan dari Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam, apabila kita benar-benar telah mendalami agama ini. Semoga penulis yang lemah dan serba kekurangan ini beserta semua umat Islam, diberikan kekuatan dan hidayah serta kesempatan dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala untuk terus mempelajarinya dan tiada henti mengamalkannya.amin.., Wallohu A’lam bish showaab. catatan: http://www.facebook.com/note.php?note_id=270858869607354

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rezky Restu Sakti

Rezky Restu Sakti
Anakku Buana Atikku, Abbonga bongaki ri pangkaukeng madecengnge, aja'na rilaleng makkijae. Attongeng tongekki ridecengnge aja'na ripangkaukeng masalae Engkaki mancaji tau masagena mabbere makkuatopa mattarima, aja' taperrisiwi asagenangetta. Malappa atuongetta, mapaccing atitta Riyissengngi ri esso wennie, riyisseng toi riyasengnge sifa'' adele'e. Tau iyye missengngi pura mannessani Naisseng Tepu madecengngi sininna sewwa''e iyye purae irencana, makkotopa eganna tepu madeceng sewwa'' iyya de'e lairencana. Sininnaro pura natoro madeceng Puang sewwae Sewwa'' iyye purae irencana de'e nasilennereng, makkotopa sewwa'' de'e narirencana silennereng, sabbarakengngi. Jancinna puangnge tania belle'' Iyya tau madecengnge, manyamengngi, amangngi, nenniya salamai ajokkangenna Sewwa'' elo'e ipaddibola riyanu teppeddingngenatarima akkaleng, papole madecengngi nasibawai tongeng''. Sewwa'' de'e nairita pura mannessa engkai poleakki agi'' purae napparentang puang Allah ta'ala riyalena Amalakki amala biasa'' bawang, ko engkaki masagena napaulle Appuasaki iyyana parellue Paccoba, paccallang, sibawa pammase: iyamanennaro pura nataro madeceng puangnge, sarekkuammengngi engka perubahan atuongeng lino. Engka maneng paggangkanna, namoni riyaseng sipuppureng lino Tafegau'i sewwa'' weddingnge rifigau', tafaddiyolo matoi malemma'e ripahang. Iyya makessingnge riyalemu, iyyanaritu sewwa'' weddingnge mujama Aja' to talliwe' liwe' riatuongetta, adelekki riyaleta, ritau laingnge, riperasaatta nenniya pikiratta, adele tokki ripangkauketta. Aja' tasolangi aleta, aja'to tasolangi tau laingnge. Engkaki rilaleng amaikengnge

Lencana photo Facebook

THANKS TELAH MAU COMMENT DI BLOG SAYA